Syair Mesjid Kotogadang

BAGIKAN:

facebook twitter pinterest line whatapps telegram

Oleh Hendri
Senin, 16 April 2007 00:00:00 Klik: 160

 Sebuah karya sastra melayu klasik “didaktis instruktif” kembali mengukir lembaran website Kotogadang kali ini yang dikemas dalam bentuk syair.  Syair adalah salah satu karya sastra melayu klasik yang tergolong puisi. Pada sebuah karya sastra melayu klasik syair yang dituliskan oleh pengarang adalah ungkapan nyata perasaan hatinya atau suasana yang sedang dirasakan untuk mengawali cerita. 

 
Sajoe hatikoe boekan seperti
Goendah goelana didalam hati,
Badankoe hidoep serasa mati,
Nasib menggoda selang berganti.
 
Allah2 toehan mahboet,
Rasa ta’dapat hamba menjeboet,
Air mata djatoeh sebagai riboet,
Iblis menggoda bereboet-reboet.
 
Manuskrip ini dikarang oleh MOHAMAD SJARIF yang bergelar SOETAN MAROEHOEM tertanggal terbitan 1929 berkisah tentang runtuhnya mesjid Kotogadang dengan judul karangan SJA’IR MESDJID KOTA GEDANG. 
Menyimak bait demi bait syair yang ditulis rasanya sejarah yang pernah terjadi di Tahun1926 kembali terulang di tahun ini (6 Maret 2007). Dengan keelokan bahasa pengarang mencoba menggambarkan tragedi naas tersebut dalam penggalan syair berikut:
Takdir allha toehan djoendjoengan,
Boemi bergoencang tidak alangan,
Hari Isnajan pada bilangan
28 Joeni itu hitoengan.
 
Goencang pertama poekoel sepoeloeh,
Masdjid batoe menjadi loeloeh,
Isi negeri banjak mengeloeh,
Laksana malam kepadaman soeloeh.
 
Sanak saoedara moeda belaka,
Gempa besar membawa duka,
Hari Isnajan membawa doeka,
Tahoen 26 poela direka.
 
Senin, 28 Juni 1926 jam 10.00 (goncang pertama) dan jam 13.00 (goncang kedua)
Bukti otentik mengenai kejadian ini, menjelaskan bahwa sejarah akan terulang kembali pada generasi yang berbeda. 
Sekelumit tentang ulasan tentang SYA’IR MESDJID KOTA GEDANG jilid pertama yang menjadi bukti nyata kepedulian dan kebersamaan masyarakat kita dalam menyikapi kejadian ini. Untuk lebih lengkapnya jika sanak saudara berkeinginan untuk mengetahui ikhwal tulisannya yang lebih kurang berjumlah 30 halaman, dapat di download pada kolom Seni & Budaya. (HI. St Bandaro Kaciak)
 
 
Berita Lainnya

    Video Pilihan


    Nagari Koto Gadang, Kecamatan IV Koto, Kabupaten Agam, ...

    RUMAH-RUMAH NAN INDAH DI KOTO GADANG